Bab 605
Bab 605
Selena butuh waktu lama untuk tertidur. Harvey terus menenangkannya dengan lembut, seperti sedang
membujuk seorang anak kecil.
Meskipun sejauh ini Selena terlihat normal dan tidak mengalami efek samping apa pun, Harvey tetap
saja merasa khawatir.
Menurut laporan percobaan terhadap penguji obat, semuanya mengalarni efek samping, meskipun dengan reaksi yang berbeda–beda.
Selena malah tidak mengalami efek samping sama sekali!
Ini bukanlah pertanda yang baik. Tidak ada efek samping yang muncul pada Selena karena Selena
masih belum sampai di tahap itu.
Pada saatnya nanti, mungkin efek samping yang dialami Selena akan menjadi yang paling dahsyat
Seperti bom waktu yang tidak diketahui kapan waktunya meledak, Harvey selalu merasa cemas dan
tidak pernah bisa merasa tenang.
Baru saja tertidur, Selena yang berada dalam pelukannya tiba–tiba berteriak.
“Ah!”
Harvey tiba–tiba membuka matanya dan memeluk Selena erat–erat, “Seli, ada apa?”
Seluruh tubuh Selena penuh dengan keringat dingin. Tubuhnya gemetar tanpa bisa dikendalikannya. Darah, aku bermimpi ada banyak darah!”
“Lalu ada apa lagi?”
“Aku mendengar ada orang menyuruhku untuk segera melarikan diri.”
Selena secara refleks mengusap wajahnya, seolah–olah ada darah hangat yang benar–benar terpercik di
wajahnya.
Harvey memperhatikan gerakan tersebut dan segera memegang tangan Selena untuk menenangkannya. “Nggak apa–apa, hanya mimpi buruk, Jangan takut.”
Tubuh Selena tidak kunjung tenang untuk waktu yang lama, jari–jarinya mencengkram pakaian Harvey dengan erat. Seluruh tubuhnya gemetar seperti tikus putih yang ketakutan.
HE BONUS
Mungkin Ini salah satu efek sampingnya. Harvey menghela napas dengan putus asa.
Meskipun Selena sudah melupakan kenangan yang mengerikan itu, tubuhnya selalu mengingat luka- luka itu.
Harvey merasa tidak tega dan memeluk Selena dengan erat. Dia menyadari bahwa luka–luka yang tak
terlihat ini mungkin membutuhkan waktu seumur hidup untuk disembuhkan.
“Pasti berita Denisa membuatmu ketakutan, Jangan melihat berita semacam ini lagi di masa depan.”
“Baik.”
Selena juga merasa demikian. Dia terus kepikiran hal ini sebelum tidur tadi, jadinya dia bermimpi
tentang adegan berdarah pada saat tidur.
Hanya saja sampai sekarang dia merasa mimpi itu terlalu nyata, saking nyatanya dia bisa merasakan
sentuhan campuran air hujan dan darah dalam mimpi itu dengan jelas.
Butuh waktu lama bagi Harvey untuk menidurkan Selena. Selena menjadi lebih hati–hati daripada sebelumnya. Secara naluriah dia merapatkan tubuhnya pada Harvey, bahkan dalam tidurnya dia tetap memeluk Harvey dengan erat, merasakan kehangatan tubuh Harvey agar bisa tidur nyenyak.
Malam yang buruk telah berlalu, dan hal yang lebih buruk lagi terjadi.
Departemen Humas Grup Irwin yang tidak mengambil tindakan apa pun memicu badai baru yang melanda internet setelah berita tersebut semakin heboh semalaman.
Menurut manajer Denisa, sebelum meninggal, Denisa sempat diperlakukan tidak adil dan kematiannya
sendiri sangat misterius.
Meskipun tidak secara langsung menuduh Selena, setiap kata yang diucapkan si manajer menyudutkan
Selena.
Merespon opini publik, ahli forensik mengumumkan hasil autopsi pada tengah malam dan
mengkonfirmasi bahwa Denisa mati karena dicekik.
Hanya Alex yang ada di tempat ketika Denisa meninggal, ditambah dengan perselisihan antara Denisa dan Selena, semua orang menyalahkan Selena. Copyright Nôv/el/Dra/ma.Org.
Dalam sekejap saja, Selena dihujani komentar–komentar negatif di internet.
Selena tidak tahu tentang semua ini. Ketika dia terbangun, dia menemukan ponselnya sudah hilang.
dedikateannat tampan dan sempurna.
Selena mengucek matanya dan bertanya, “Harvey, di mana ponselku?”
“Habls bateral, aku suruh orang untuk mengisi daya,”
Selena terdiam mendengar alasan yang jelas–jelas dibuat–buat itu. Dia menaikkan alisnya dan bertanya,
“Apa yang terjadi?”