Bad 1329
Bad 1329
Bab 1329 Aktor Kesukaan Larisa
Semua peran
di mana Jelita menjadi pemeran penggantinya menerima banyak pujian dari kalangan penggemar. Mereka berkata bahkan bayangannya saja tampak seperti dewi. Banyak aktris pemeran utama memintanya secara khusus untuk menjadi pemeran pengganti mereka.
Jelita mengambil botol air minum yang disodorkan salah satu kru lalu meneguknya di bawah area teduh. Beratnya topi berpenutup dan tebalnya kostum berlapis itu membuatnya kelelahan.
Tak lama kemudian, seorang asisten menghampiri dan berkata, “Jelita, itu adalah kostum Nonal Abel. Kamu harus berhati–hati, atau harus mengganti karena sudah merusaknya.”
Jelita langsung mengangkat rok tebal itu dan menjinjingnya, kemudian mengangguk. “Jangan khawatir! Saya akan berhati–hati.”
Melihat betapa mudahnya merundung Jelita, asisten bicara lagi, “Jika Nona Abel tidak senang dengan hasilnya, kamu harus mengulang syuting adegan itu lagi.” Còntens bel0ngs to Nô(v)elDr/a/ma.Org
Jelita mengangguk. “Iya, saya mengerti.”
Katering kru film untuk istirahat sejenak telah tiba, dan seorang perempuan gemuk mengambil dua porsi makanan sebelum menghampiri Jelita. “Jelita, ini. Saya ambilkan satu untukmu.”
Saat ini Jelita lapar. Dia diminta untuk memulai syuting lagi sebelum sempat menghabiskan makan siangnya, maka dia senang bisa–makan camilan untuk membuatnya tetap bertenaga.
Meskipun hanya sepotong kue dan sekotak susu, sudah cukup mengenyangkan perutnya.
“Jelita, apakah kamu sudah mendengar berita? Aktor peraih penghargaan, Julian Gideon sedang syuting dekat sini! Astaga! Saya berdebar–debar. Saya punya firasat akan berjumpa dengannya.”
Mata Jelita langsung berbinar. “Benarkah? Yakinkah kamu?”
“Saya dengar saat Abel dan krunya membicarakan hal ini. Bahkan dia lebih bersemangat dari kita. Saya yakin sumber berita ini bisa dipercaya.” Perempuan gemuk itu adalah Larisa Lembana yang bekerja serabutan sebagai kru film dan sahabat Jelita.
Jelita satu–satunya orang di dalam kru yang tidak pernah merundung Larisa. Nyatanya, dia suka melindungi Larisa. Itulah sebabnya perempuan gemuk ini rela membantunya kapanpun bisa.
“Jelita, sekarang kamu sudah sering menjadi pemeran pengganti untuk pemeran utama perempuan. Kenapa kamu belum juga bergabung dalam proyek film dengan Julian? Mungkin kamu bisa berakting bersama dengannya!” ucap Larisa.
aktor
Jelita tersenyum. “Saya juga ingin, tetapi tidak mudah bergabung dalam sebuah proyek bersama pemenang penghargaan seperti dia. Proyek yang menyewa jasanya mungkin tidak tertarik dengan pemeran pengganti rata–rata seperti saya ini.”
“Saya dengar dia juga sedang syuting drama sejarah. Oh, astaga. Berarti saya bisa melihatnya
memainkan peran yang gagah dan berani sekali lagi! Sudah lama saya menantikannya!” seru Larisa dengan ekspresi tergila–gila.
Masih ada beberapa adegan yang memerlukan kabel di sore hari. Selesai syuting, Jelita kembali ke tendanya sendiri dan mengangkat kaos putihnya. Dia mengambil salep yang sudah disiapkan dan
menggosokkannya pada kulitnya. Terlihat bercak memar di sekeliling pinggang akibat memakai kabel untuk mengangkat pemeran pengganti.
Jelita mengantuk saat perjalanan pulang ke hotel. Mobil van tiba di hotel tepat ketika dia membuka mata. Hotel bintang tiga, dan dia berbagi kamar dengan Larisa.
Selesai makan malam, Larisa meraih Jelita dengan penuh semangat. “Jelita, mobil Julian ada di sini! Cepat. Mobilnya terparkir di hotel bintang lima seberang hotel kita. Mungkin kita bisa melihatnya!”
“Para penggemarnya pasti sudah berbaris membentuk barikade di sana. Apa yang membuatmu berpikiran bahwa kita bisa menerobosnya?” Jelita hanya ingin istirahat.
“Hmm, mungkin saja kita beruntung. Ayolah! Temani saya! Saya mohon, Jelita sayang.” Larisa berusaha membujuk Jelita untuk menemaninya. Tentu tidak menyenangkan apabila dia harus pergi seorang diri.
Jelita tidak sanggup melawan Larisa, maka tidak punya pilihan selain menyeret tubuhnya ke pintu keluar. Kedua perempuan ini menyebrang jalan menuju hotel di seberang. Sepanjang jalan, mereka melihat kerumunan penggemar yang berlarian sambil menjerit, “Julian Gideo! Kecintaan. saya!”
Setelah lama berkecimpung di industri ini, Jelita tahu betul seberapa gilanya para penggemar itu. Julian memenangkan penghargaan sebagai aktor terbaik selama empat tahun berturut–turut. Dia adalah artis laki–laki paling terkenal sejauh ini, oleh karena itu, penggemarnya bahkan lebih bernapsu daripada yang lain.
“Lihatlah kerumunan orang itu, Larisa. Kita tidak akan bisa melihatnya dari dekat!” Jelita memilih untuk kembali ke kamar hotelnya dan tidur, tetapi sebagai penggemar berat Julian, Larisa, pantang menyerah dan melepas kesempatan untuk melihat artis kesukaannya itu begitu saja.