Bad 1184
Bad 1184
Ruang Untukmu
Bab 1184 Satu Lagi Pesta Pernikahan
Raisa tidak keberatan. Dia bukan gadis yang suka pamer. Bersama laki–laki yang dicintainya adalah hal terpenting baginya. Pernikahan hanyalah formalitas di mana teman dan kerabat keluarga menjadi saksi cinta mereka.
Elan, Tasya, Arya dan Sonia hadir dalam pesta itu. Sekali lagi, mereka merasa terhormat berkesempatan menyaksikan kesucian cinta dan pernikahan.
Anak Arya dan Sonia sudah lahir. Mereka akan menyelenggarakan pesta pernikahan tidak lama setelah itu.
Anita, yang saat ini sedang hamil tujuh bulan, berdiri di sebelah Raditya. Setelah mereka semua masuk ke aula pesta, tamu perempuan masuk ke ruang tenang dan berbincang tentang pola pengasuhan anak. Tasya adalah yang paling berpengalaman di antara mereka. Putrinya sudah berusia enam bulan, dan dia merawatnya dengan baik.
Anita menatap bayi perempuan di layar, dan tidak sabar untuk melihat bayinya sendiri. Dokter mengatakan bahwa dia mengandung bayi perempuan.
“Dia sangat montok dan lucu. Apakah dia lengket denganmu atau ayahnya?” Anita tersenyum.
“Ayahnya. Dia menggendongnya hampir sepanjang waktu, sehingga saya bisa istirahat.” Tasya tersenyum. Rambutnya sedikit ikal. Dia sudah pulih dan auranya telah kembali setelah melahirkan, terlihat elegan seperti biasanya.
Sonia mengatakan kalau Marina sangat memanjakan putranya. Arya juga sukaConTEent bel0ngs to Nôv(e)lD/rama(.)Org .
mengenyampingkan pekerjaannya demi mereka. Putranya sangat mirip Arya. Usianya baru satu bulan, tetapi bayi itu sudah menjadi pusat perhatian semua orang.
Saat para perempuan sedang asik mengobrol, para lelaki pun berkumpul. Mereka terlihat sedang membicarakan hal penting, tetapi apabila didengar secara seksama, maka akan menyadari kalau mereka juga sedang membicarakan pola pengasuhan anak. Rupanya para lelaki juga tertarik pada berbagai hal yang berhubungan dengan anak.
Ponsel Elan berdering di tengah pembicaraan. Layar ponselnya menyala, memperlihatkan sebuah wajah bayi–foto putrinya. Setelah selesai menelepon, laki–laki itu menatap foto sejenak sebelum kembali ke dalam obrolan.
Sebagai ayah baru, Arya harus banyak belajar. Ini adalah tugas yang sangat penting, dan yang paling dia ingin pelajari. Dia ingin menjadi ayah yang hebat.
Raditya nyaris tidak mengatakan apa–apa, tetapi mendengarkan dengan penuh perhatian. Dia tidak ingin kehilangan kiat apapun terkait pola asuh anak. Rendra mengenakan jas berwarna hitam, didatangi sekumpulan orang yang mengucapkan selamat padanya. Hardi mengenal banyak orang, maka hampir semua kalangan orang besar menghadiri pesta itu.
Raisa masih berdandan. Ranti menjadi pengiringnya. Gadis itu hampir pingsan karena merasa bahagia. Dia tidak pernah menyangka suatu hari akan menjadi pengiring mempelai perempuan,
istri seorang wakil presdir. Ini momen yang paling membanggakan dirinya.
Emir juga terlihat memukau. Dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk berkencan karena sibuk bekerja. Laki–laki ini berusia dua puluh sembilan tahun dan sudah mapan. Hari ini dia menjadi pengiring mempelai laki–laki.
Emir terkejut saat Rendra memintanya menjadi pengiringnya, meskipun hal ini lebih menarik daripada bekerja.
Setelah riasannya selesai, Raisa menghampiri Ranti. “Ranti, kamu harus menangkap buket bunga saya, oke?”
“Saya akan coba. Mungkin saya jauh dari keadaan beruntung.” Ucap Ranti tidak yakin.
“Tidak apa–apa. Saya akan melempar ke arahmu.” Raisa tersenyum.
Rendra dan pengiringnya datang. Pada hari itu dia tampak muda dan tampan. Raisa berusia lebih muda beberapa tahun darinya, tetapi saat mereka berdiri berdampingan, perbedaan usia keduanya tidak terlihat jelas dan justru tampak serasi.
Ada gosip yang mengatakan kalau pasangan yang sering berciuman akan mirip satu sama lain. Jangan–jangan benar?
Ranti hendak berdiri untuk merapikan gaun Raisa, tetapi menginjak gaunnya sendiri dan tersentak.
Laki–laki di sampingnya langsung mengulurkan tangan menangkapnya. Dia meraih pinggangnya dan menangkapnya agar tidak jatuh ke lantai di depan umum.