Ruang Untukmu

Bab 1153



Bab 1153

Bab 1153 Gelang

Elan meletakkan tangannya di atas perut wanita itu lembut. “Apakah bayinya menendang hari ini? Apa dia bersikap tenang?”

“Tidak buruk juga. Saya akan cemas kalau dia terlalu tenang.” Tasya memegang tangannya. “Ayo. Kita harus pergi ke rumah sakit setelah makan malam bersama Ayah dan Jodi‘

“Baiklah.” Elan mencium keningnya dan menuntunnya ke ruang tamu.

Frans menghela nafas berat. “Yep. Saya memang semakin tua. Bahkan bocah berusia 6 tahun sudah bisa mengalahkan saya.”

Tasya mendengar semuanya, dan dia masuk sambil tersenyum. “Apa Ayah kalah lagi?”

“Iya. Jodi memang sangat pintar. Mau bagaimanapun, saya tidak akan bisa menang,” Frans mengakui kekalahannya.

Bocah itu menyemangati kakeknya. “Lakukan yang terbaik, Kek.”

“Kita bermain lagi setelah makan malam,” ucap Frans sambil tersenyum. Bocah lelaki itu mulai mengambil bidak catur yang sudah mereka gunakan dan memasukkannya ke dalam wadahnya. Dia memang masih kecil, namun dia adalah anak yang pintar, dan Frans merasa bersyukur akan hal itu. Tidak seperti anak–anak lainnya, dia akan merapikan semua hal daripada mengacaukannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 ketika mereka selesai makan malam. Empat buah mobil berwarna hitam mengiringi Tasya saat dirinya pergi ke rumah sakit pribadi milik Keluarga. Prapanca. Semua orang sudah bersiap–siap untuk persalinan Tasya.

Hari itu juga menjadi hari yang menggembirakan di rumah Starla. Tiga keluarga tengah. merayakan Natal di sana. Paling tidak, suasana di sana begitu ramai. Text property © Nôvel(D)ra/ma.Org.

Sherin menatap Raisa dengan gembira. Dia tidak bisa melepaskan tatapannya dari wanita itu. sejak dia muncul. Raisa tengah membantu ibunya dan Starla membuat makan malam Natalán.

Hardi, Wirawan, dan Roni tengah menikmati teh mereka sambil membahas isu–isu terkini.

“Ayolah, Raisa.” Sherin memberi isyarat pada Raisa saat wanita itu tengah menyajikan makanan.

Raisa mendekatinya dengan malu–malu. Sherin kemudian memegang tangannya. Dia hanya merasa senang melihat wanita itu. Pertama, karena Raisa adalah wanita yang disukai banyak

dan penampilannya benar–benar memenuhi semua ekspektasi Sherin.

orang,

“Ayo, bigaralah dengan saya. Kita perlu membicarakan banyak hal.” Sherin membawa Raisa dengan paksa.

Raisa menuruti permintaan Sherin, dan mereka berdua pergi ke ruang sebelah yang sepi. Setelah duduk, Sherin berkata, “Jika Rendra mencoba melakukan sesuatu yang bodoh padamu, datanglah kepada saya. Saya akan menghajarnya.”

Raisa terkekeh. Dia mungkin memang seorang wakil presiden, tapi dia tetaplah seorang anak di

rumahnya. Ibunya akan mengomelinya jika dia salah.

“Tidak apa–apa, Sherin. Dia bersikap baik pada saya. Dia juga tidak pernah mengatakan hal buruk kepada saya,” ucapnya dengan serius.

yang

“Bagus. Tapi yah, dia lebih tua, jadi saya pikir dia tahu caranya mencintai seorang wanita.” Sherin mencoba melindungi putranya. Akan mengecewakan jika Raisa mengeluh soal usia pria itu.

“Dia mencintai saya.” Ucap Raisa mengangguk.

Sherin teringat sesuatu. Dia pergi ke ruang tamu dan kembali sambil membawa sebuah kotak kayu. Dia lalu membukanya dan menunjukkan sebuah gelang dari batu giok yang ada di dalamnya. Gelang itu terlihat berkilau dengan menawan di bawah cahaya lampu.

“Ini adalah peninggalan leluhur keluarga kami yang diberikan secara turun–temurun selama dua abad. Benda ini sangat berharga, dan ini sekarang milikmu.” Dia dengan lembut meletakkan kotak itu di tangan Raisa.

Raisa terdiam membeku. Benda ini terlalu mahal! Saya tidak bisa menerimanya.

“Sherin-”

“Jangan menolaknya. Saya bisa menaksir harganya, dan harganya sebanyak ini.” Sherin mengangkat dua buah jarinya.

Dua puluh miliar. Bukan dua puluh juta atau ratusan juta. Jantungnya berdetak kencang. Ini terlalu mahal untuk bisa saya terima. “Saya… Saya tidak bisa menerimanya.” Raisa menyerahkannya kembali pada Sherin. “Anda harus menyimpannya, Sherin.”

“Dasar gadis bodoh. Apa yang menjadi milikmu akan tetap menjadi milikmu. Jika kamu tidak mengambilnya, maka tidak ada orang yang akan mengambilnya.” Dia menepuk lembut kepala Raisa dengan senang. “Saya pastikan Rendra akan menikahimu. Saya tidak akan menerima wanita. lain sebagai istrinya.”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.